Uniknya, Bukan Hanya Rindang, Namun Pohon Trembesi Juga Menyejukkan

Keunikan Pohon Tremebesi yang sungguh luar biasa yaitu bisa bikin teduh loh, bukan hanya teduh pikiran, namun juga bikin teduh hati, hehehe. 
 pohon trembesi yang ditanam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di halaman Istana Negara tahun lalu tumbang dampak hujan deras diiringi angin pesat. Meskipun, dapat dipastikan, pohon itu dirawat para tukang kebun istana. Tanaman serupa sekarang sedang digalakkan dalam program Dibutuhkan 1 Miliar Selain oleh Presiden.

 Guna menyukseskan program itu, awal tahun 2010, Presiden membagikan 1 juta bibit trembesi (Samanea saman) terhadap segala provinsi dan institusi negara. Pihak swasta malah latah mengikuti. Mereka berlaga membuat program penanaman trembesi guna menampakkan kepedulian pada lingkungan. Berdasarkan Tukirin Partomihardjo, ahli tanaman dari Institusi Ilmu Pengetahuan Indonesia, pohon trembesi termasuk tanaman yang cepat tumbuh, tetapi rapuh (mudah patah). Berbeda dengan pohon waru, padahal pesat tumbuh, kulitnya kuat sehingga mampu menahan batang. Sekiranya sama-sama bertujuan sebagai peneduh, Tukirin memberi rekomendasi menanam pohon beringin. Selain ini lebih ulet serta menjadi sumber pakan bagi burung dan fauna lain. Menggunakan trembesi sebagai pohon peneduh di pinggir jalan atau trek hijau. furniture ukiran di kota jepara, Tukirin beranggapan, yakni langkah sembrono. Cabang pohon itu rapuh sehingga gampang patah dikala tertiup angin. Trembesi termasuk jenis pohon berukuran besar yang kapabel berdiameter satu meter. Dibutuhkan jarak tanam sekitar 20 meter, artinya lebih dari dua kali jarak tanam pohon peneduh lain. ”Akar trembesi juga merusak badan jalan,” katanya. Disarankan, penanaman di trek hijau mengaplikasikan pohon berkarakter akar tunggang yang masuk ke dalam tanah sehingga tak merusak jalan atau trotoar. Selain itu, batang dan dahan pohon juga mesti tidak gampang ambrol atau patah serta berusia panjang. Umpamanya, pohon asam (Tamarindus indica), pule (Alstonia scholaris), kenari (Canarium vulgare), kepel (Stelechocarpus burahol), dan tanjung (Mimusops elengi). Selain mahoni (Swietenia mahagoni) tidak dianjurkan sebab bersifat mengaborsi daun pada musim kemarau dan buahnya berukuran besar. Hal ini dapat membahayakan pengguna jalan yang berlalu lintas padat. Selain itu, kotoran daun juga dapat menyumbat aliran air di selokan. Dari semua alternatif, Tukirin beratensi dengan penanaman pohon asam sebab karakter batang besar, tegak, dan akar tak timbul di permukaan (tidak berbanir). Kelemahannya, jikalau berbuah, rawan dipanen buahnya. Minimalkan petaka Dalam menghadapi hujan dan angin yang mewarnai musim tiap-tiap permulaan tahun, pohon asam relatif kuat jika dirawat dengan bagus. Ini bisa memperkecil potensi petaka pohon tumbang seperti yang terjadi pada Kamis, 5 Januari 2012. Dikala itu, tercatat 87 pohon tumbang dan 82 pohon patah dahannya di jalanan hijau Jakarta. Kecuali tumbang, apabila terjadi di pinggir jalan kota yang berlalu lintas padat, akan amat membahayakan. Kamis lalu, pohon tumbang mencederai warga dan merusak kendaraan beroda empat/motor. Imbas musibah itu, Dewan Transportasi Kota Jakarta menaksir kerugian mencapai Rp 270 miliar. Ini mencakup kemacetan yang muncul dan biaya ganti rugi yang dibayarkan Pemerintah Provinsi DKI terhadap pemilik kendaraan atau rumah yang tertimpa pohon. Menyimak program penanaman pohon di Indonesia, pada tahun 1970-an, pemerintah mencanangkan penanaman besar-besaran pohon angsana (Pterocarpus indicus). Waktu itu semangatnya yakni menghijaukan secara pesat wilayah perkotaan. Dari sisi kerindangan, usaha ini terbilang berhasil. Angsana yang memiliki pertumbuhan batang benar-benar kencang menjadi peneduh andalan Ibu Kota sampai kini. Melainkan, kayunya bersifat tidak ulet, rapuh,
 

 dan gampang keropos. Selain itu, karena mencari cara kencang memperbanyak angsana, benih juga didapatkan secara setek. Ini membikin pohon tidak memiliki akar tunggang yang mencengkeram tanah. Sebab itu, sejak tahun 1990, tak ada lagi program penanaman angsana. Chatarina Setyowati, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, menerangkan, pihaknya berupaya secara berjenjang mengganti pohon angsana dengan tanaman lain yang lebih layak, antara lain, pohon tanjung, asam, dan mahoni.Manfaat kayu tremebsi itu di bikin beberapa furniture seperti Meja Makan Trembesi dll. bisa di bikin meja, kursi dan juga dipan/ tempat tidur. Keputusan itu didasarkan pada pengalaman musim hujan yang disertai angin pada tahun- tahun lalu. Sebagian besar tanaman yang rusak dan ambrol berasal dari ragam angsana. Beda halnya dengan kejadian pekan lalu yang tipe pohonnya bervariasi. ”Kejadian kemarin memang angin bertiup cepat. Kecuali yang tumbang bervariasi, ada beringin, asam, tanjung, bungur, dan angsana,” katanya. Kecuali angin kencang dan sifat biologi pohon, penanaman pohon peneduh di masa lalu yang tidak disiapkan dengan bagus juga menyebabkan pohon-pohon itu tidak tertanam sempurna. Apalagi, bongkar gali saluran di pinggir jalan yang kerap kali kali dijalankan acapkali memangkas akar pohon. Kecuali perindang totaliter dibutuhkan bagi kota besar yang minim ruang terbuka hijaunya. Selain meresap udara kumal (karbon dioksida dan zat-zat polutif lain), pohon itu juga berfungsi mengurangi kebisingan lalu lintas kendaraan bermotor. Dalam Jalur Beberapa Diperlukan Tulisan Hijau Jalan 2004 yang diterbitkan
 

 Kementerian Lingkungan Hidup dituliskan, pemilihan ragam tanaman adalah tindakan awal yang memutuskan dalam pemeliharaan dan pengelolaannya. Penunjuk elemen yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi media tumbuh, lingkungan, silvikultur, sifat biologi, keindahan, dan pengembangan variasi lokal. Dibutuhkan pemilihan dan perawatan agar pohon itu tahan terhadap cuaca ekstrem serta kondisi media tanam di perkotaan yang terbatas. Dengan demikian, tidak terulang kembali momen pohon tumbang atau dahan patah yang mencelakakan pengguna jalan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buat Ruang Tamu Anda Terlihat Mewah Dengan Cara Ini..! Mudah Loh.

5 Cara Membuat Meja Makan Anda Terlihat Mewah